Tuesday, 27 December 2016

Ragam Bahasa

PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Bahkan di Indonesia sendiri masih ada beberapa bahasa daerah yang digunakan dalam berkomunikasi sehari-hari. Namun jika semua orang menggunakan bahasa daerah masing-masing, maka akan sangat sulit melakukan komunikasi. Sehingga bahasa indonesia digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari.
Bahasa Indonesia yang amat luas wilayah pemakaiannya ini dan bermacam-macam pula latar belakang penuturnya, mau tidak mau akan melahirkan sejumlah ragam bahasa. Adanya bermacam-macam ragam bahasa ini sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-beda. Ragam bahasa ini pada pokoknya dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu ragam lisan dan ragam tulisan.

B.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang dikemukakan penulis sebagai berikut :
1.   Apakah yang dimaksud dengan ragam bahasa?
2.   Apa saja macam-macam ragam bahasa?
3.   Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar?

C.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.   Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa.
2.   Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa yang sering digunakan.
3.   Mengetahui cara menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar.

D.         Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.   Untuk mengetahui tentang ragam bahasa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek.
2.   Salah satu memenhi tugas Indonesia.

E.         Metode Penulisan

Adapun metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini yaitu dengan Telaah Kepustakaan (Library Research) dan Penelusuran Artikel di internet sebagai referensi yang ada kaitannya atau hubungannya dengan pembuatan makalah ini dan kami simpulkan dalam bentuk makalah.

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda –beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan),di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Pengertian ragam bahasa menurut para ahli adalah:
1.     Pengertian ragam bahasa menurut Bachman
Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”
2.     Pengertian ragam bahasa menurut Dendy Sugono
Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”
Ragam bahasa memiliki banyak macamnya, antara lain: berdasarkan media, cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968; Spradley, 1980). Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media dibagi menjadi dua yaitu :
a.     Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur  di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis.
Ciri-ciri ragam lisan:
  • ·       Memerlukan orang kedua atau teman bicara.
  • ·       Tergantung kondisi, ruang, dan waktu .
  • ·       Berlangsung cepat.
  • ·       Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
  • ·       Kesalahan dapat langsung dikoreksi

Contohnya; “Sudah saya baca buku itu”
            Yang termasuk dalam ragam lisan diantaranya pidato, ceramah, sambutan, berbincang-bincang, dan masih banyak lagi. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama berbicara, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah.
b.  Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
  • ·       Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
  • ·       Tidak terikat ruang dan waktu
  • ·       Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
  • ·       Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
  • ·       Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap
  • ·       Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
  • ·       Berlangsung lambat
  • ·       Memerlukan alat bantu 

Contohnya: “Saya sudah membaca buku itu”.
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) :
a.       Tata Bahasa :
1.     Ragam Bahasa lisan
·       Nia sedang baca surat kabar.
·       Ari mau nulis surat.
·       Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
2.     Ragam bahasa tulisan.
·       Nia sedang membaca surat kabar.
·       Ari mau menulis surat.
·       Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
b.       Kosa kata :
1.     Ragam bahasa lisan
·       Ariani bilang kalau kita harus belajar.
·       Kita harus bikin karya tulis.
·       Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
2.     Ragam bahasa tulisan
·       Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
·       Kita harus membuat karya tulis.
·       Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.

Ragam bahasa dilihat dari sudut pandangan penutur adalah 
a.       Daerah / Logat
Logat daerah paling kentara kerena tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh putera Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas, logat Indonesia orang Bali dan Jawa dengan pelaksaan bunyi /t/ dan /d/-nya . ciri khas yang meliputi tekanan, turun-naiknya nada, dan panjang-pendeknya bunyi bahasa, membangun aksen yang berbeda-beda. Perbedaan kosa kata dan variasi gramatikal tentu ada, walaupun mungkin kurang tampak. Ragam dialek dengan sendirinya erat hubungan dengan bahasa ibu penutur.
b.       Pendidikan
Ragam bahasa ini menyilangi ragam dialek, memungkinkan perbedaan yang jelas antara kaum yang berpendidikan formal dan yang tidak. Tata bunyi Indonesia golongan yang kedua itu berbeda dengan fonologi kaum terpelajar. Bunyi /f/ dan gugus konsonan /ks/, misalnya tidak selalu terdapat dalam ujaran orang yang tidak atau hampir tidak bersekolah. Bentuk fadil,fakultas, film, fitnah, kompleks diucapkan menjadi padil,pakultas, pilem, pitenah, kompleks. Perbedaan ini muga terlihat pada tata bahasa. Kalimat saya mau nulis surat ke pamanku, cukup jelas maksudnya; tetapi bahasa yang terpelihara menurut bentuknya menjadi Saya akan menulis surat itu kepada paman saya. Jadi, peliharalah penggunaan bahasa Indonesia agar identitas keterpelajaran kita tampak.
c.       Sikap Penutur
Sikap penutur tercermin dalam ragam dan gaya. Pemilihannya tergantung pada sikap penutur terhadap orang yang diajak bicara atau terhadap pembacanya. Sikap ini antara lain dipengaruhi oleh umur dan kedudukan yang disapa, pokok persoalan yang hendak disampaikan dan tujuan penyampaian informasi. Bentuk ragam tersebut misalnya, sikap kaku dan resmi.
Contoh:   Ragam resmi        : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”

1.   Ragam bahasa undang-undang
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam pembuatan undang-undang negara maupun sesuatu yang berkaitan dengan perundang-undangan. Seperti UUD, dll.
2.   Ragam bahasa jurnalistik
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam media massa. Seperti reporter, majalah, koran, dll.    
3.   Ragam bahasa ilmiah
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam pembuatan suatu karya ilmiah.
4.   Ragam bahasa sastra
Yaitu bahasa yang biasa digunakan oleh seorang sastrawan untuk membuat sebuah sastra.

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena pemakaian bahasa.
Melalui kesimpulan di atas dapat di simpulkan bahwa terdapat 3 macam ragam bahasa yaitu:
1.      Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
b.     Ragam bahasa lisan
Adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian.
c.     Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
2.     Ragam bahasa berdasarkan cara pandang penutur
a.     Daerah / Logat
b.     Pendidikan
c.     Sikap Penutur
3.     Ragam Bahasa Topik Pembicaraan
a.     Ragam bahasa undang-undang
b.     Ragam bahasa jurnalistik
c.     Ragam bahasa ilmiah
d.     Ragam bahasa sastra

DAFTAR PUSTAKA

A.    Buku
Rahayu,Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo.
Mila. 2011. Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Zainal Arifin, E. Amran Tasai, S. 2006. Cermat berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

B.    Internet

No comments:

Post a Comment

Artikel Populer

Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Dalam sejarah negara republik Indonesia yang telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masala...