Sunday, 27 November 2016

Perkembangan Islam di Indonesia


Berbicara tentang sejarah studi Islam di Nusantara tentunya tidak lepas dapat terlepas dengan Kerajaan Samudera Pasai yang berdiri pada pertengahan abad 13 M. Karena Kerajaan Samudera Pasai merupakan Kerajaan Islam pertama di Nusantara. Sebagai kerajaan Islam yang pertama, Samudera Pasai mempunyai peran yang sangat berarti dalam perilaku masyarakat sehari-hari. Peran itu antara lain berupa dukungan secara resmi oleh para sultan yang memerintah kerajaan tersebut secara berkesinambungan, bahkan mereka turut berada di garis depan dalam menimba maupun mengajarkan ilmu-ilmu keislaman.
Sistem pendidikan yang berlaku pada saat itu lebih bersifat informal, yang berbentuk majlis taklim dan dilakukan di tempat-tempat seperti di rumah-rumah, masjid, dan pendopo istana. Pendidikan itu sendiri dilakukan dalam berbagai kesempatan. Waktu-waktu belajar yang digunakan yaitu pada saat siang hari, khususnya setelah shalat jum’at, sore hari ba’da ashar, malam hari ba’da magrib/isya dengan metode-metode diskusi.
Penyebaran ajaran Islam yang tadinya lebih bersifat individual yang dilakukan dari seseorang ke orang lain atau dari sebuah keluarga ke keluarga lain menjadi lebih bersifat passif. Mereka memiliki jaringan dari suatu daerah ke daerah lain. Orang-orang Islam yang sudah cukup menguasai ajaran agam Islam disebar ke berbagai daerah untuk menjadi guru.
Berdasarkan perkembangan studi islam di Indonesia dapat digambarkan demikian. Bahwa lembaga / system pendidikan Islam di Indonesia mulai dari (1)  system pendidikan langgar, kemudian (2) system pesantren, kemudian berlanjut dengan (3) system pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam, akhirnya muncul (4) system kelas.
1.       Sistem Langgar
Maksud pendidikan dengan system langgar adalah pendidikan yang dijadikan di langgar atau surau atau masjid atau di rumah guru. Kurikulumnyapun bersifat elementer. Yakni mempelajari abjad huruf Arab. Dengan system ini dikelola oleh ‘Alim berfungsi sebagai guru agama atau tukang baca do’a. Pengajaran dengan system ini dilakukan dengan 2 cara; Pertama, dengan cara sorangan, yakni seorang murid berhadapan secara langsung dengan guru dan bersifat perorangan. Kedua, adalah dengan cara halaqah, yakni guru dikelilingi oleh murid-murid.
2.     Sistem Pesantren
Adapun system pendidikan dengan pesantren atau dapat diidentikkan dengan huttah, dimana seorang kyai mengajari santri dengan sarana masjid sebagai tempat pengajaran / pendidikan dan didukung oleh pondok sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren juga berjalan 2 cara, yakni (1) sorangan dan (2) halaqah. Hanya saja sorangan  di pesantren biasanya dengan cara si santri yang membaca kitab, sementara kiyai mendengar, sekaligus mengoreksi kalau ada kesalahan.
3.     Sistem Kerajaan
System pengajaran berikutnya adalah pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam, yang di mulai pertama dari kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Kerajaan yang didirikan Malik Ibrahim bin Mahhdun berdiri pada abad 13 M. Materi yang diajarkan di majlis ta’lim dan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh  Mazhab al-Shafi’i. Kedua,kerajaan Perlak di selat Malaka. Di kerajaan ini ada lembaga pendidikan berupa majlis ta’lim tinggi yang dihadiri oleh murid khusus yang sudah alim dan mendalam ilmunya. Ketiga, kerajaan Aceh Darussalam yang berdiri 12 Dzulqo’dah 916 H (1511 M). Di kerajaan ini ada lembaga-lembaga negara yang berfungsi di bidang pendidikan, yakni: (1) Balai Seutia Huhama yakni Lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpul ulama, ahli pikir dan intelektual / cendikiawan membahas ilmu pengetahuan. (2) Balai Seutia Ulama, yaitu Jawaban Pendidikan. (3) Balai jama’ah Himpunan Ulama. Adapun jenjangnya adalah (1) Meunasah (Madrasah), (2) Rangkang (tsanawiyah), (3) Dayah (setingkat Aliyah), (4) Dayah Teuku cik (setara pendidikan tinggi).keempat, kerajaan Demak, di mana di tempat-tempat ramai (central/pusat) didirikan masjid untuk tempat belajar. Kelima, kerajaan Islam Mataram (1575-1757), di mana hampir di setiap desa didirikan tempat belajar al-Qur’an. Demikian pula di kabupaten didirikan pesantren. Keenam, Kerajaan Islam di Banjarmasin (Kalimantan), lahir ulama besar dan terkenal yaitu Syeh Muhammad Arsyad al-Banjari. Setelah pulang dari Makkah untuk belajar, al-Banjari mendirikan pesantren di kampung Dalam Pagar. System pendidikan adalah sama dengan system madrasah di Jawa.
4.     Sistem Klasikal (Barat)
Akhir abad Ke-19, perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Mulai lahir sekolah model Belanda: sekolah Eropa, sekolah Venahuler, sekolah Eropa bagi ningrat Belanda. Disamping itu Pribumi sama dengan sekolah-sekolah Belanda  seperti sekolah taman siswa.
Kemudian dasawarsa kedua abad ke-20 muncul madrasah dan sekolah-sekolah model Belanda oleh organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, jama’at al-khair, dll.
Tahun 1901 orang-orang arab yang tinggal di Jakarta mendirikan madrasah tetapi belum brhasil. Kemudian tahun 1905 dengan Jami’at al-Khoir berhasil mendirikan madrasah dengan kurikulum mengajarkan pengetahuan umum dan agama.
Pada level perguruan tinggi dapat digambarkan bahwa berdirinya perguruan tinggi Islam tidak dapat dilepaskan dari adanya keinginan umat Islam Indonesia untuk memiliki lembaga pendidikan tinggi Islam sejak zaman kolonial. Pada bulan April 1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi Islam, ulama, dan cendekiawan. Dalam pertemuan itu dibentuk Panitia Perencana Sekolah Tinggi Islam yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta dengan anggota-anggota antara lain : K.H. Mas Mansur, K.H. A.Muzakkir, K.H. R.F. Kafrawi dan lain-lain. Setelah persiapan cukup, pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan dengan Isra Mi’raj diadakan acara pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di Jakarta. Dari sinilah sekarang kita mengenal UII, IAIN, UIN, STAIN dan sebagainya.
Perkembangan studi Islam di Indonesia selalu mengalami peningkatan yang bisa kita lihat melalui sejarah-sejarah dari awal masuknya Islam di Indonesia sampai tersebarnya ajaran-ajaran Islam seperti sekarang. Tentunya tidak lepas dari peran penting sebuah lembaga-lembaga pendidikan, dari mulai didirikannya pesantren-pesantren, madrasah, sampai STAIN/IAIN dan UIN.






No comments:

Post a Comment

Artikel Populer

Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Dalam sejarah negara republik Indonesia yang telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masala...